Emak adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang memiliki aktivitas luar biasa dalam mengurus anak-anaknya. Walaupun hanya berstatuskan IRT alias Ibu Rumah Tangga, Emak selalu saja seakan-akan merasa 24/7 itu tidak cukup untuk menjalani hari2nya dengan santai. Bangun paling pagi dan merebahkan tubuh letihnya paling malam. Sepertinya tubuh itu akan merasakan alergi jikalau tidak Emak gunakan untuk melakukan sesuatu hal. Tidak satu patah kata keluhan pernah terucap dari bibir tua tipis Emak yang masih tetap manis seperti foto usia muda Emak. Hidung Emak yang mancung dan dagu Emak yang runcing masih melukiskan bahwa Emak dulunya gadis desa yang diincar banyak anak bujang di kampung halamannya. Hanya saja, sekarang ada garis-garis kecil yang meliuk liuk di kulit wajahnya yang damai, yang menjelaskan bahwa Emak tak semuda yang di foto itu lagi.
Emak tidak suka berpergian, beliau cenderung memilih untuk stay di rumah dan mengerjakan banyak hal rumah tangga ketimbang shopping ke mall seperti ibu-ibu sosialita kebanyakan. Tapi bukan berarti Emak orang yang katrok-katrok banget, soalnya Emak juga pernah 2 kali ke luar negeri dan membelanjakan banyak uangnya disana.
Suatu hari, Emak berkunjung ke Jakarta, Emak mau menghadiri wisuda salah satu anaknya. Jakarta bukan kota yang asing bagi Emak. Dari kecil, Emak sudah sering mendengarkan gambaran kota metropolitan itu dari ayahnya yang kebetulan pekerjaannya bolak-balik kampung halaman-Jakarta. Oleh karena itu Emak cukup tahu banyak tentang tempat-tempat yang menarik di Jakarta, seperti Tanah Abang, Pasar Senen, Ancol, Dufan, Monas, dll. Satu lokasi yang paling ingin dikunjungi Emak di Jakarta yaitu MONAS. Karena Emak hanya beberapa hari saja di Jakarta, sedari awal Emak sudah merencanakan untuk berkunjung kesana, lalu baru ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah) itupun kalau sempat.
Sesuai rencana, mobil yang membawa Emak untuk menelusuri kota Jakarta pun melaju. Hari itu diawali dengan belanja di Tanah Abang hampir sore baru beranjak menuju "rencananya" Monas. Akan tetapi, dikarenakan si supir tidak biasa mengendarai mobil di kota super macet dan tidak mengenal lalu lintas Jakarta, jadi untuk menuju monas saja mobil Emak harus beberapa kali dulu melewati rute yang salah. Namun, setelah beberapa lama, akhirnya dari kaca mobil Emak melihat unggukan emas berbentuk api menyala. Muka letih Emak yang capai habis belanja seharian dan capai berputar-putar di rute yang salah akhirnya melukiskan sebuah senyuman. Tapi sayang seribu juta kali sayang, karena sesuatu hal, walaupun mobil sudah mengitari komplek Monas, tapi mobil itu tidak berhenti disana dan mengambil tempat diposisi parkir. Emak hanya melihat saja dari kaca jendela mobil, memandang agak lama ke arah emas di atas sana. Mobil yang membawa Emak melaju ke daerah Cempaka Putih. Besok paginya sesuai dengan jadwal penerbangan yang sudah dipesan sekalian ketika Emak akan berangkat ke Jakarta, Emak pulang.